Latihan Nafas PANDOMPRANA, Persiapan

(Bagian kedua)

Setelah kita mengetahui apa itu Pandomprana, kita akan mengenal bagaimana melatihnya. Latihlah  cara bernafas untuk selalu menggunakan hidung, baik pada saat tarik maupun keluar nafas. Kecuali memang ada instruksi lain., Gunakan alas duduk, baik berupa karpet atau bahan lainnya.  Hal ini dikarenakan saat duduk tanpa alas maka energi dingin dari bumi akan “naik” ke badan yang sedang berlatih. Karena seperti kita tahu, bahwa hawa dingin dari bumi yang merasuk ke badan akan dapat membuat seseorang menjadi sakit (minimal “masuk angin”). Terutama tentu saja bagi para manula yang daya tahannya sudah banyak berkurang bila dibandingkan dengan mereka yang masih muda. Meskipun diperuntukkan bagi orang tua, bukan berarti mereka-mereka yang masih muda tidak boleh melatihnya, justru dianjurkan gerakan ini dilatih sejak masih muda, sehingga kesehatan akan selalu terjaga. Dan terutama, pelatihan Pandomprana ini diperuntukkan bagi mereka yang karena kesibukannya, tidak punya banyak waktu untuk berokah raga. Untuk memperoleh tubuh yang sehat, tentu saja, selain berlatih juga harus dibarengi dengan pola hidup sehat, istirahat yang cukup dan diet yang seimbang.

Dalam latihan ini, dengan seijin Bapak Sukowinadi melalui channeling yang penulis lakukan, terbagi dalam dua bagian dan satu bagian tambahan (bagian ketiga). Bagian pertama adalah olah nafas dan tubuh yang dititikberatkan pada pengolahan tulang punggung/pinggang seperti yang diajarkan oleh Bapak Sukowinadi. Bagian kedua adalah pijat ringan yang dilakukan sendiri ke bagian-bagian kepala, tangan maupun titik-titik tubuh tertentu untuk lebih merangsang kerja  organ-organ tubuh bagian dalam agar menjadi lebih sehat. Oleh karenanya perhatikan secara sungguh sungguh instruksi dari para pelatih agar tidak terjadi kekeliruan. Dan bagian ketiga adalah keilmuan untuk menyerap energi yang penulis peroleh dari pelajaran olah spiritual di luar PerPI. Bukan bermaksud untuk mencampur adukkan, namun lebih ditekankan agar dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi warga PerPI.

Latihan dilakukan di tempat terbuka dan hanya dilakukan pada pagi atau sore hari. Bila berlatih di dalam ruangan, pastikan bahwa sirkulasi udara di ruang tersebut cukup baik, apalagi kalau peserta latihan cukup banyak. Kalau sirkulasi udara baik, ruangan tidak menjadi panas, dan peserta tidak perlu “berebutan” udara segar. Latihan malam tidak dianjurkan, karena setelah melakukan latihan, tubuh kita menjadi hangat dan segar, sehingga justru akan menyulitkan untuk tidur. Yang sangat dianjurkan adalah, justru berlatih di pagi hari (setelah matahari terbit sampai dengan kurang lebih jam 09.00). Ada tempat latihan yang sangat ideal, yaitu di pantai, dan atau di daerah pegunungan yang tidak terlalu tinggi, misal daerah Kaliurang kalau di Yogya ataupun Tawangmangu untuk Solo, karena udara segar dan masih bersih.

Pakailah pakaian yang longgar, agar tubuh dapat bergerak leluasa. Juga jangan menggunakan bahan pakaian yang tidak menyerap keringat, akan lebih baik bila kita menggunakan celana latihan silat dan baju kaos, atau dapat juga memakai training pack dengan baju lengan pendek yang banyak di jual di toko olah raga.

Latihan dilakukan ketika perut tidak dalam keadaan penuh (habis makan) ataupun kosong sama sekali, sebaiknya latihan dilakukan setidak-tidaknya 2 jam setelah makan. Setelah latihan, jangan langsung makan, istirahatlah sebentar, atau minumlah terlebih dahulu air putih hangat yang di campur madu, atau susu kalau anda suka. Kemudian, ganti kaos yang basah karena keringat dan usaplah badan sehingga keringat yang masih menempel di tubuh menjadi kering. Jangan langsung mandi, tunggu hingga panas badan normal kembali.

Yang perlu diketahui adalah, latihan Pandomprana, selain dengan olah tubuh dan nafas, juga dibarengi dengan visualisasi atau imajinasi. Karena, seperti yang telah kita ketahui, bahwa energi akan berjalan di dalam tubuh dengan melewati jalur-jalur energi eterik, akan menuju tempat-tempat tertentu di bagian tubuh kita dengan bimbingan pikiran, atau gampangnya, dimana pikiran menuju bagian tubuh tertentu, kesitu pula energi mengalir. Oleh karena itulah, dalam latihan, ada gerakan-gerakan tertentu yang mengharuskan kita melakukannya sambil ber visualisasi.

(Berlanjut ke bagian 3)

Penulis: Sardjono, anggota PerPI Harimurti