Cimande, Ilmu peninggalan leluhur kerajaan Nusantara, telah melegenda bahkan hingga ke mancanegara. Banyak orang mengenal nama Cimande, tapi tak banyak yang tahu bagaimanakah sebenarnya Cimande itu, bagaikan permata yang terselimuti kabut tipis hanya bisa dilihat selintas permukaannya tanpa tersentuh kedalamannya.

Salah satu misteri cimande tersebut adalah Talek Cimande. Ilmu Penca Cimande memiliki doktrin yang ditanamkan kepada setiap calon anak muridnya melalui prosesi ijab kabul patalekan, doktrin ini kemudian berfungsi sebagai sandi tata-krama, tata-dharma (kode etik), serta falsafah hidup yg harus dipegang teguh dan setia terhadap talek tersebut.

Rumusan kode etik tersebut dikenal dengan istilah Talek Cimande yang di dalamnya terkandung nilai-nilai agung kemanusiaan, keluhuran budi pekerti, serta keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Suci.

Prosesi ijab kabul patalekan ini dirangkaikan dengan ritual keceran. Secara harfiah Kecer atau Peureuh berarti meneteskan obat ke dalam mata, sedangkan yang dimaksud dengan keceran adalah meneteskan “Air Kecer” ke dalam mata calon anak murid oleh Sang Guru yang menjadi simbol: komitmen anak murid untuk tetap setia memegang teguh nilai-nilai yang terkandung dalam Talek Cimande, dimulainya ikatan batin antara Guru dan Murid, serta menjadi tanda sah dan diakuinya seseorang secara adat sebagai anak murid Cimande.

Berdasarkan amanat para sesepuh, prosesi sebaiknya dilakukan di awal (sebelum proses berlatih). bahkan ada sebuah pepatah populer di dalam komunitas Cimande, yg berbunyi, “ngagugulung buang kelid bari teu ditalek sarua jeung ngagugulung bangke.” (menggeluti penca Cimande tanpa melalui patalekan ibarat orang yg berkutat dg bangkai. “jasad tanpa ruh di dalamnya”)

 

http://www.facebook.com/pages/Cimande-Community/200974906627468

This slideshow requires JavaScript.