Tata tempur ini juga digunakan sebagai strategi untuk perlindungan dan penyelamatan Raja.

Rintik hujan terdengar berderap tak berirama diatas atap terpal mengiringi ayunan roda becak yang membawa kami menyusuri jalan kecil di Jalan Sukodono 4 Kawasan Religius Ampel, Surabaya. Jalan yang bergenang serta deretan rumah yang berdiri berdempetan terlihat memburai tak jelas dari balik plastik yang menghalangi kami dari bias air hujan.

Dua becak beriring merayap pelan membawa kami ke tujuan. Di satu titik becak pun berhenti, saat plastik penutup terbuka terlihat sebuah rumah yang di hiasi aksen warna biru di kusen pintu dan jendelanya. Sebuah spanduk besar tertempel di salah satu dinding, bertuliskan Padepokan Harimau Putih Chakra V.

Inilah tujuan kami, Padepokan Chakra V, sebuah perguruan pencak silat yang didirikan oleh Mas Mochamad Amien, sahabat lama kami. Sudah memasuki waktu maghrib saat kami sampai disana, padepokannya terlihat masih sepi hanya ada Mas Amien sendiri yang menyambut kami dengan riang dan lantunan suara adzan yang terdengar lantang dari pengeras suara Masjid.

Memasuki ruang dalam terlihat padepokan ini tidak terlalu luas tapi sangat memadai untuk latihan murid – murid Chakra V. Interior dalam terlihat dilengkapi dengan berbagai peralatan latihan bela diri yang lumayan lengkap, bahkan buku – buku serta koleksi senjata juga terllihat menghiasi salah satu dindingnya. Dengan padepokan ini Chakra V terhitung perguruan yang maju, mengingat tidak banyak perguruan pencak tradisional yang memiliki padepokan.

Kami berbincang mengenai banyak hal, dari bertukar kabar sahabat – sahabat pencak silat kami yang lain hingga rencana perluasan padepokan Chakra V. Saat malam mulai benar – benar gelap satu persatu murid – murid Chakra V mulai berdatangan. Suasana mulai terasa meriah, tawa dan senyum menguar karena sudah lama kami tidak saling bertemu.

Ketika mereka sudah berkumpul semua Mas Amien pun menginstruksikan untuk memulai latihan. Murid – murid Chakra V mulai berbaris dan melakukan pemanasan serta peregangan. Pemanasan reguler yang dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan drill pukulan setekel, tak heran murid – murid Chakra V sangat menjiwai teknik yang mereka pelajari karena jurus tidak hanya digunakan sebagai materi pelajaran semata.

Materi latihan malam itu adalah materi khusus, Patigaman, sebuah materi yang hanya diajarkan kepada murid – murid Chakra V tingkat lanjut. Teknik patigaman adalah teknik senjata tajam, baik teknik penggunaannya maupun teknik menghadapi serangan menggunakan senjata tajam. Di Chakra V teknik yang digunakan diambil dari permainan senjata mendiang Senopati Ario Bijjanan.

Teknik patigaman yang dilatih adalah teknik menghadapi serangan lawan banyak yang menggunakan senjata. Teknik ini diapdaptasi dari tata tempur atau strategi perang pasukan Senopati Ario Bijjanan yang adalah pasukan khusus. Tata tempur ini digunakan saat pasukan khusus yang hanya berjumlah sedikit, 5 sampai 2 orang melawan serbuan pasukan yang banyak dan memakai senjata. Tata tempur ini juga digunakan sebagai strategi untuk perlindungan dan penyelamatan Raja.

Tata tempur kuno ini di adaptasi dan diajarkan di Chakra V karena Mas Mochamad Amien melihat kejahatan saat ini sudah sangat sadis. Para siswa dipersiapkan untuk dapat menghadapi kejahatan yang berupa keroyokan, bukan berarti dengan menggunakan teknik ini dapat menjadi sakti dan hebat bisa melawan berapapun banyaknya lawan, tapi tata strategi ini diharapkan dapat memberikan peluang untuk melindungi dan menyelamatkan diri. Tak hanya mempelajari strateginya, para siswa juga dilatih manajemen stress ketika berhadapan dengan lawan baik perorangan maupun keroyokan.

Semua teknik dan strategi ini dilatih dengan menggunakan sistem drill yang sangat ketat dan repetisi yang berulang – ulang sehingga siswa dapat menyatu dengan tekniknya, setelah itu baru di berikan penjelasan aplikasi lalu pengembangan jurus.

Ketika berbicara tentang ke efektifan strategi dan teknik ini, Mas Mochamad Amien bercerita bahwa pada jaman penjajahan dahulu kakeknya menerapkan dan mengajarkan strategi perang ini untuk menghadapi serangan penjajah.

Tata strategi patigaman yang unik ini sudah menjadi silabus tetap dalam Chakra V, sebuah perguruan pencak silat tradisional yang  menggunakan manajemen modern. Chakra V memiliki dua macam program, yaitu program reguler dan non reguler. Program reguler banyak diminati oleh para siswa sekolah, sedangkan program non reguler biasanya diminati oleh mereka yang sudah memiliki kemampuan beladiri lainnya, bahkan kebanyakan sudah mencapai tingkatan master di disiplin bela diri lainnya.

Pada dasarnya Chakra V tidak memiliki tingkatan, tapi karena jaman modern sekarang menuntut sebuah manajemen yang rapih, maka di buatlah silabus yang dibagi menjadi beberapa tingakatan :

  • Calon Siswa     : disini dibagi menjadi dua level, di level dasar calon siswa akan mempelajari 19 teknik dasar, lalu level selanjutnya adalah jurus, dimana para calon siswa mempelajari 6 jurus dasar.
  • Siswa               : di tingkat ini siswa mulai mempelajari teknik patigaman tapi masih dalam bentuk satu lawan satu
  • Calon Keluarga : disini juga dibagi menjadi dua calon keluarga luar dan calon keluarga dalam. Disinilah banyak teknik – teknik khas dan tersembunyi Chakra V diajarkan.

Dalam menseleksi para siswanya Mas Mochamad Amien menerapkan tes psikologi maupun melihat akhlak para siswanya karena ilmu – ilmu serta teknik yang diajarkan di Chakra V adalah ilmu simpanan yang harus dipegang oleh orang – orang yang tepat, yang memiliki akhlak baik dan budi pekerti luhur.

Sesi latihan malam itu di tutup dengan makan bersama. Kami di jamu dengan hidangan khas Bijjanan, nasi jagung, belut yang empuk dilengkapi dengan rempeyek udang yang nikmat tidak lupa sambal dahsyat yang sangat khas.

 

This slideshow requires JavaScript.