Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support
Penulis : GJ Nawi
Masyarakat insan persilatan Indonesia masih banyak yang tidak tahu tentang latar belakang seorang pesilat berdarah biru, yang dalam catatan sejarah memiliki sumbangsih besar dalam perkembangan pencak silat di Tanah Air, khususnya dalam pendirian organisasi pencak silat IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia). Kepeduliannya terhadap seni budaya bangsa menjadi komitmennya untuk mengenalkan dan mengembangkan pencak silat, melalui organisasi-organisasi seni budaya dan dunia politik. Beliau adalah Mr. K.R.M.T. (Kanjeng Raden Mas Tumenggung) Wongsonegoro, yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri “Kabinet Pentjak” Ali Sastroamidjojo I
Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro, seorang berdarah biru dari kraton Kasunanan Solo yang merupakan keturunan dari Mangkunegoro II[1]. Dilahirkan dari pasangan R.Ng Gitodiprojo dan R.A. Soenartinah. Dilahirkan dengan nama R.M. Soenardi di Solo pada tanggal 20 April 1897. Ayahnya R.Ng. Gitodiprojo adalah seorang Abdi Dalem Panewu dari Sri Susuhunan Pakubuwono ke X Surakarta, sedangkan ibunya, R.A. Soenartinah adalah salah seorang buyut Mangkunegoro ke II.
Kehidupannya di dalam keraton telah membentuk jiwa berkesenian dan cinta terhadap budaya Jawa, termasuk mempelajari pencak silat Bojonegaran peninggalan susuhunan Pakubuwono III[2]. Kemahirannya bermain senjata Watang[3] yang dikreasikan oleh Pakubuwono V mengisnpirasinya untuk mengkreasikan bentuk seni tari yang menggunakan watang. Selain itu Mr. K.R.M.T Wongsonegoro juga mempelajari ilmu pencak silat lainnya di Tanah Jawa, termasuk berguru dengan Sabeni seorang pendekar silat Betawi Tanah Abang ketika melanjutkan pendidikannya di Batavia[4].
Sebagai bangsawan Jawa yang berpendidikan tinggi, Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro mulai memikirkan kesenian-kesenian Jawa yang ada seperti tari-tarian dan Ringgit Purwa (wayang) serta pencak silat sebagai sebuah produk budaya yang harus dikelola secara baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Kegernaran Mr. K.R.M.T Wongsonegoro berkecimpung di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan ini nantinya berkembang menjadi kegemaran dalam kehidupan organisasi, baik dalam organisasi politik kepemudaan maupun organisasi kemasyarakatan lainnya. Dengan memiliki sistem manajemen organisasi Mr. K.R.M.T Wongsonegoro meyakini akan mampu menyokong perkembangan seni budaya.
Ketika terjun ke dunia politik praktis dengan menjadi Bupati Sragen di tahun 1942, Mr. K.R.M.T Wongsonegoro mendirikan organisasi seni budaya “Mardi Budaya” yang bukan saja wadah kesenian karawitan namun juga wadah bagi para pecinta olah raga pencak silat[5]. Sebagai praktisi pencak silat yang juga seorang politikus yang memahami organisasi, Mr. K.R.M.T Wongsonegoro turut membidani lahirnya oragnisasi pencak silat yang menjadi induk olah raga pencak silat secara nasional, yaitu Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI).
Pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, para tokoh pencak silat melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPPPSI), mendeklarasikan berdirinya Ikatan Pentjak Seloeroeh Indonesia (IPSI) yang bernaung dibawah Kementerian Pembangunan dan Pemuda, pada saat itu Mr. K.R.M.T Wongsonegoro secara aklamasi terpilih sebagai ketua umum pertama PB IPSI yang berkedudukan di Yogyakarta[6].
Di dunia politik praktis, Mr. K.R.M.T Wongsonegoro ketika menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Kabinet Ali Sastroamidjojo I turut berperan dalam mengenalkan dan mengembangkan pencak silat, dimana anggota-anggota kabinet yang ditunjuk dan dikordinir olehnya memiliki latar belakang pencak silat, karenanya kabinet Ali Sastroamidjojo I ini dijuluki sebagai Kabinet Pentjak[7]. Termasuk juga dalam hal kampanye politik dalam Pemilu dimana K.R.M.T Wongsonegoro kerap menyelenggarakan pertunjukkan pencak silat dari berbagai daerah.
Sebagai penghormatan atas jasanya dalam mengembangkan olah raga Seni Beladiri Pencak Silat Mr. K.R.M.T Wongsonegoro pada tahun 1978 mendapat Piagam Hadiah Olah Raga dari Pemerintah Republik Indonesia
[1] Pemprov Dati I Jawa Tengah, iografi Panji Suroso dan K.R.M.T. Wongsonegoro, 1990. Hlm. 158.
[2] Asia Raja, 25 Januari 1945. Hlm. 2.
[3] Bhs. Jawa; Tombak
[4] Drs. Maskan, Tokoh Wongsonegoro, Proyek Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Tradisi dan Kepercayaan Deputi Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta, 2002. Hlm. 11
[5] Drs. Maskan, Ibid.
[6] Pencaksilatindonesia.org
[7] Nieuwsgier, 1 Agustus 1953
Recent Comments