Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support
Penulis : GJ Nawi
Di masa Perang Dunia kedua ketika Indonesia di bawah kekuasaan Balatentara Nippon, ilmu bela diri tradisional pernah mendapat tempat istimewa dan berkembang dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari usaha propaganda Gunseikanbu (pemerintah militer) Jepang untuk memanfaatkan seluas-seluasnya potensi yang ada pada masyarakat Indonesia guna usaha pembelaan negara Hakka-ichiu, yaitu menanamkan arti perang Asia Timur Raya hingga kemenangan berada di pihak Nippon.
Pemerintah militer Jepang berupaya menstimulir masyarakat Indonesia dengan mengadakan kegiatan yang terkait dengan ilmu bela diri dan perang, seperti latihan perang-perangan dan mendirikan Butokuden atau pusat pelatihan Budo (武道) atau ilmu bela diri Jepang.pada 8 Januari 1944 sebagai pusat latihan ilmu bela diri Jepang di Djakarta Tokubetsu Si[1] yang dikordinir oleh Djawa Tai Iku Kai atau perkumpulan olah raga wilayah Pulau Jawa yang umumnya menyelenggarakan olahraga kendo, djudo, djukendjutsu, taisho, dan olah raga lainnya[2]. Bahkan peralatan yang menunjang kegiatan Butokuden seperti pakaian dan senjata latihan kendo yang digunakan diproduksi oleh bangsa Indonesia, yang pabriknya didirikan di Bandung.

Jepang berupaya menstimulir masyarakat Indonesia dengan kegiatan yang terkait dengan ilmu bela diri, sekaligus memproduksi sendiri peralatan yang menunjang kegiatan ilmu bela diri Jepang seperti mendirikan pabrik peralatan kendo di Bandung. Sumber Pandji Poestaka.
Hampir semua elemen masyarakat dan institusi di Indonesia mendapat anjuran untuk melaksanakan kegiatan gerak badan yang mendukung usaha pembelaan negara, seperti senam pencak taiso di sekolah-sekolah, pertunjukan pencak pada perayaan nasional dan penerapan latihan pencak silat pada organisasi masyarakat seperti Seinendan (barisan pemuda), Fujinkai (barisan perempuan) serta organisasi militer/semi militer Indonesia bentukan Jepang seperti Peta, Heiho dan Keibodan.
Untuk memaksimalkan kegiatan gerak badan yang terkait ilmu bela diri pencak silat pada masyarakat Indonesia, pemerintah militer Jepang melalui Djawa Tai Iku Kai mendirikan “Poesat Gerakan Latihan Pencak dan Silat” yang berpusat di Jl. Gambir 7, Djakarta[3], dengan berbagai cabangnya di tiap-tiap daerah di Pulau Jawa. Sebagai penyebaran kegiatan pencak silat ke seluruh Jawa, Pusat Latihan Gerakan Pentjak dan Silat mengeluarkan maklumat:
Pengoeroes Harian Poesat GeraKan Latihan Pentjak-dan Silat minta menjiarkan makloemat sbb kepada sekalian tjabang- poesat daerah dan bagian dari dari Gerakan Latihan Pentjak dan Silat Seloeroeh Djawa dan Madoera dipermakloemkan:
- Gerakan Latihan Pentjak dan Silat seoemoemnja tetap berdiri diri tegak di-tengah2 masjarakat oemoem sebagai badan pendidikan djasmani dan rochani serta tetap mempoenjai lapangan pekerdjaan jang seloeas-loeasnja.
- Gerakan seoemoemnja diharap tetap pegang tegoeh disiplin persatoean setiap saat siap sedia mengabdi pada Noesa dan Bangsa.
- Gerakan seoemoemnja sebagai Gerakan Latihan Rakjat wadjib toeroet menanggoeng djawab atas keselamatan rakjat serta kemerdekaan Noesa dan Bangsa.
- Gerakan beroesaha sekeraskerasnja kerasnja menjokong dgn sepenoeh tenaga tiap oesaha Pemerintah Repoeblik Indonesia Merdeka dari Poesat sampai Daerah2.
- Tiap2 Tjabang dari Gerakan Latihan Pentjak dan Silat dari poesat sampai daerah diharap memperhatikan serta melakoekan tiap2 nasehat petoendjoek ataoe perintah ja’ni keloear dari Poesat Gerakan.[4]
Gerakan Latihan Pencak dan Silat menghasilkan dampak yang besar bagi perkembangan pencak silat, khususnya di Pulau Jawa. Disamping berhasil mengadakan kegiatan massal “Pekan Pentjak dan Silat Seloeoreoh Djawa dan Madoera”, yang paling mendasar bagi masyarakat Indonesia adalah pencak silat juga dijadikan azas yang diterapkan dalam pelajaran di sekolah-sekolah dan para prajurit khususnya pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Azas pelajaran pencak silat pada sekolah-sekolah, ditetapkan sebagai berikut[5]:
- Mentjapai kesehatan djasmani dan rochan.i
- Menanam rasa kebangsaan sedalam-dalamnja.
- Membela tanah air dan bangsa dalam kebenaran.
- Mendjaoehi kedjahatan.
[1] Beralamat di Vrijmetselaarweg atau Jl. Vritmetselaar No. 1 atau sekarang di Jl. Budi Utomo No.1.
[2] Asia Raya, 6 Januari 1944. Hlm. 2
[3] Asia Raya, 23 Februari 1945. Hlm. 2
[4] Sinar Baroe, 6 September 1945, hlm 2.
[5] Azas pelajadjaran pentjak dan silat boeat peladjar2 di sekolah, sinar Matahari, 18 Mei 1945. Hlm. 2
Recent Comments