Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support

Penulis : GJ Nawi

Perguruan Pencak Silat atau PS. Mustika Kwitang adalah salah satu perguruan pencak silat Betawi tertua, didirikan oleh pendekar pencak silat Muhammad Zaelani atau yang dikenal dengan panggilan Mad Djelani di Kwitang pada tahun 1945. PS. Mustika Kwitang juga merupakan perguruan pencak silat yang memiliki sumbangsih besar dalam mengenalkan pencak silat Betawi secara nasional maupun internasional, pun sebagai perguruan pencak silat Betawi yang telah sadar organisasi, mengenal sistem manajemen organisasi perguruan sejak didirikan di tahun 1950an. Menjadi perintis perguruan pencak silat Betawi yang tergabung dalam induk organisasi pencak silat PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia) dan IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia).

Kiprah PS. Mustika Kwitang dalam mengenalkan pencak silat Betawi khususnya, tidak terlepas dari peran sosok guru besarnya, yakni H. Zakaria Abdurachim. Seorang pendekar pencak silat Betawi yang telah malang melintang di dunia pencak silat nasional dengan segudang prestasi, namanya mulai dikenal sejak menjuarai kejuaraan pencak silat di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama pada tanggal 8-12 September tahun 1948 di Surakarta, yang waktu itu olah raga Pencak Silat hanya sebatas demonstrasi dan pertunjukkan seni.

Kemudian berturut-turut menjadi juara dalam ajang PON III di Medan yang mulai dipertandingkan secara seni, demikian pula di PON keempat di Makassar (20 September-27 Oktober 1957). Dari prestasinya di ajang PON itu membawa Zakaria diundang ke istana negara dan beratraksi di hadapan Presiden Soekarno, sekaligus membuat kagum master Karate Shotokan, Masatoshi Nakayama dan seorang peneliti yang ahli ilmu bela diri Donn. F. Draeger.

Dengan latar belakang prestasi dan kehebatan ilmu pencak silat Mustika Kwitang pula, pencak silat bersama ilmu bela diri Karate Shotokan yang dikenalkan Mastoshi Nakayama menjadi kandidat Ilmu Bela Diri Militer pasukan khusus DKP (Detasemen Kawal Pribadi) Presiden Soekarno, Tjakrabirawa. Meski karena faktor latar belakang politik yang subjektif pada akhirnya pencak silat tidak terpilih, dan dialihkan untuk menjadi Ilmu Bela Diri Militer pasukan khusus RPKAD.

H. Zakaria Abdurachim tahun 1977 dan 2015. Sumber Majalah Sabuk Hitam 1977 dan Dok. Pribadi.

H. Zakaria Abdurachim yang dilahirkan pada bulan Juni 1930, pada tahun 2020 lalu dianugerahi penghargaan oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai pesilat tertua yang masih aktif di Nusantara dengan usia 91 tahun. Saat ini, perguruan pencak silat Mustika Kwitang mempunyai tujuh cabang di seluruh Jakarta, juga memiliki ratusan murid di manca negara.

Penghargaan ini membuktikan bahwa usia hanya angka dan bukan menjadi penghalang untuk terus berdedikasi mengenalkan dan mengembangkan pencak silat yang merupakan warisan tak benda bangsa Indonesia yang telah diakui UNESCO di di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019 lalu. Hingga saat ini H. Zakaria Abdurachim masih aktif menjadi guru besar PS. Mustika Kwitang meski tidak secara langsung melatih.

H. Zakaria Abdurachim tahun 1977 beratraksi dengan salah seorang muridnya,
yang juga atlet pencak silat nasional, Diantono Noor.
Sumber Majalah Sabuk Hitam 1977.