Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support

Penulis : GJ Nawi

Dalam catatan sejarah, dari seluruh cabang olah raga di Indonesia hanya pencak silat yang pernah dicanangkan sebagai sebuah movement atau gerakan pengumpulan dana dan gerakan yang penggunaannya diorientasikan kepada perjuangan kemerdekaan, dilakukan serentak selama satu minggu di seluruh Pulau Jawa yang disebut Pekan Pentjak dan Silat Seloeroeh Djawa[1]. Gagasan ini dicetuskan oleh Pusat Latihan Gerakan Pentjak dan Silat, dalam sebuah rapat yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 3 sampai  8 Agustus 1945.

Pusat Latihan Gerakan Pentjak dan Silat merupakan wadah yang merupakan bagian dari Djawa Tai Iku Kai Bagian Pentjak. Didirikan di kantor Himpoenan Soedara di Kota Bandung, dengan para pelopornya antara lain tokoh Pencak Pasundan R. Ema Bratakoesoema, ketua Bandung Si Tai Iku Kai, Bapak Sain, Martakoesoemah dan dr. Djoendjoenan yang merupakan ketua Beungkeutan Pentjak Pasoendan[2].

Hasil rapat itu sepakat para pengurus Djawa Tai Iku Kai Bagian Pentjak tiap-tiap daerah di Pulau Jawa dan Madura untuk mengkonsolidasikan dengan Djawa Seinendan (Barisan Pemuda Djawa) untuk mengadakan gerakan dan pertunjukkan pencak silat secara bersama-sama baik dengan senjata maupun tanpa senjata selama sepekan, yang waktunya mulai tanggal 14 sampai 18 Agustus 1945.

Dalam pidatonya, R. Ema Bratakoesoemah sebagai ketua Pusat Latihan Gerakan Pentjak mengumumkan maklumat:

Pengoeroes Harian Poesat GeraKan Latihan Pentjak-dan Silat minta menjiarkan makloemat sbb kepada sekalian tjabang- poesat  daerah dan bagian dari dari Gerakan  Latihan Pentjak dan Silat Seloeroeh Djawa dan Madoera dipermakloemkan:

  1. Gerakan Latihan Pentjak dan Silat seoemoemnja tetap berdiri diri tegak di-tengah2 masjarakat oemoem sebagai badan pendidikan djasmani dan rochani serta tetap mempoenjai lapangan pekerdjaan jang seloeas-loeasnja.
  2. Gerakan seoemoemnja diharap tetap  pegang tegoeh disiplin persatoean setiap saat siap sedia mengabdi pada Noesa dan Bangsa.
  3.  Gerakan seoemoemnja sebagai Gerakan Latihan Rakjat wadjib toeroet menanggoeng djawab atas keselamatan rakjat serta kemerdekaan Noesa dan Bangsa.
  4.  Gerakan beroesaha sekeraskerasnja kerasnja menjokong dgn sepenoeh tenaga tiap oesaha Pemerintah Repoeblik Indonesia Merdeka dari Poesat sampai Daerah2.
  5. Tiap2 Tjabang dari Gerakan Latihan Pentjak dan Silat dari poesat sampai daerah diharap memperhatikan serta melakoekan tiap2 nasehat petoendjoek ataoe perintah ja’ni keloear dari Poesat Gerakan.[3]

[1] Sinar Baroe, 8 Agustus 1945. Hlm. 4.

[2] Tjahaja, 14 Juli 1945. Hlm. 2

[3] Sinar Baroe, 6 September 1945, hlm 2.

Barisan Pemuda Djawa (Djawa Seinendan) dalam Gerakan ekan Pentjak Seloeroeh Djawa-Madoera