cimande 07

III.  Jurus Pepedangan  

Jurus Pepedangan merupakan himpunan berbagai teknik, taktik dan strategi beladiri bersenjata khas Cimande sejumlah 17 jurus sebagai tahapan program latihan yang dipelajari setelah anak murid Cimande menguasai Jurus Buang Kelid. Rangkaian 17 Jurus Pepedangan ini dimaksudkan untuk:

  1. Melatih keterampilan teknik beladiri bersenjata yang dapat diaplikasikan untuk berbagai jenis senjata bilah panjang seperti: golok, pedang, gobang, tombak dan limbuhan
  2. Melatih ketahanan otot dan tulang kaki
  3. Melatih koordinasi gerak antara tangan dan kaki
  4. Melatih kecepatan bergerak dan kelincahan tubuh
  5. Melatih keseimbangan tubuh
  6. Melatih mental betarung dan
  7. Pembelajaran tentang ragam pola langkah kaki sebagai landasan pengetahuan seni dalam bertarung.

 

JURUS PEPEDANGAN
No. Nama Jurus No. Nama Jurus
1 Ela-ela 10 Samberan Sabeulah
2 Ela-ela Sabeulah 11 Serongan
3 Selup Kuriling 12 Serongan Sabeulah
4 Jagangan 13 Opat Likur
5 Tagogan 14 Buangan Dua Kali
6 Piceunan 15 Opat Likur Sabeulah
7 Balungbang 16 Selup Kuriling
8 Balungbang Sabeulah 17 Selup Bohong
9 Samberan

Keterangan:  Jurus Pepedangan ini dilakukan secara berpasangan ; seorang mempraktekan jurus dan yang lain meniru gerakan lawannya dengan kecepatan yang setara. Gerakan seperti inilah yang dalam Elmu Penca dinamakan ngeunteungan lawan. IV.              Ibing Tepak Salancar dan Ngadu Bincurang Ibing Tepak Salancar adalah istilah yang digunakan untuk seni ibing kendang penca tradisi buhun[1] khas Cimande dalam wirahma[2] tepak hiji yang biasanya digelar oleh masyarakat Cimande pada saat kendurian. Wirahma Tepak Salancar inilah yang kemudian menjadi cikal bakal munculnya wirahma seni tepak kendang penca khas Jawa Barat lainnya seperti: Tepak Dua, Tepak Tilu, Tepak Paleredan dan Tepak Golempangan. Pagelaran Ibingan Tepak Salancar biasanya dilanjutkan dengan demonstrasi Ngadu Bincurang, yaitu ajang adu kekuatan yang dilakukan oleh dua orang pesilat dengan cara saling membenturkan kaki pada bagian tulang kering dengan diiringi tetabuhan kendang penca dalam wirahma tepak padungdung. Ngadu Bincurang juga merupakan salah satu bentuk ujian fisik dan mental bagi para anak murid Cimande untuk mengukur kemampuan yang telah dicapai setelah berlatih.

Daftar istilah

[1] Ranadireksa Hendarmin, visi politik amandemen UUD 45 menuju konstitusi yang berkedaulatan rakyat, Jakarta: PT. Dyatama Milenia, 2002, hal 221.
[2]  Ilmu seni beladiri
[3] Metoda pembelajaran
[4] Selaput pembalut tulang
[5] Pendekar silat
[6] Kuno
[7] Ketentuan mengenai susunan suatu irama
[8] Aturan yang sudah ditentukan
[9] Patokan
[10] Simbol, lambang atau ungkapan yang tersirat
[11] Bulan Rabiul-awwal (bulan ke 3) dalam kalender Hijriyyah

 

“Last Man Standing” Project by  Discovery channel USA

 [nggallery id=26]