Mungkin dalam benak kita pernah ada terbersit pertanyaan seperti ini, atau mungkin juga pernah mendapatkan pertanyaan seperti ini, kenapa sih harus mengikuti latihan-latihan dasar dan seterusnya yang melelahkan dan terkadang membosankan, kenapa sih gak langsung ke isinya saja, biar cepat langsung jadi pendekar? Kenapa jika di film-film bisa instant ya belajarnya terus jadi pendekar? Hayaahhh….namanya juga film, pliss dech aahhh….hihihi…
Tidak ada yang langsung jadi di dunia ini, semua harus melalui proses. Ibarat meminum jamu atau herbal, maka dampak yang diharapkan terhadap tubuh adalah dampak yang tidak langsung jadi, tetapi mengalami proses yang tidak sekejap untuk mencapai hasil yang diinginkan dan bersifat permanen, tubuh sehat tidak rentan dan tidak mudah terserang penyakit, asal rutin dan rajin meminum jamu atau herbalnya.
Begitupula berlatih dan belajar silat, sejauh yang saya tau tak ada yang menawarkan atau mengajarkan dengan sistem cepat jadi hanya dalam 1 hari atau bahkan 1 jam!. Bila ada yang demikian patutlah di pertanyakan dengan sejelas-jelasnya. Dalam belajar silat ada proses pengenalan dan pemahaman. Pada awal belajar kita akan diperkenalkan dengan gerakan-gerakan dasar, seperti memukul, menendang, melangkah, sikap kuda-kuda, dan lain sebagainya.
Tahap dasar inilah yang terkadang membuat cepat merasa bosan alias bosenan…ehem…(sy ga termasuk lho…maksudnya ga termasuk yg ga bosenan…hihihihi), proses-proses seperti itu harus dilalui dengan tujuan tak lain untuk membiasakan dengan berbagai macam bentuk gerakan sebelum sampai pada tahap berikutnya, sehingga tubuh tidak canggung dan gerakan yang sering dilatih dapat tersimpan didalam ingatan.
Banyak kisah yang menuturkan pada saat seseorang masih baru belajar tahap dasar dan sudah merasa bosan tapi dihadapkan pada kenyataan dirinya bertemu lawan yang tidak diduga, beberapa yang saya ingat adalah tentang seorang murid dari sebuah peguron di Bogor, yang mana saat itu dia sedang pulang kampung, dan bersiteru dengan seorang preman terminal, entah bagaimana dia melakukan gerakannya saat si preman menyerang dia hanya bergerak sedikit dan menggerakan tangannya ke arah wajah si preman, tak ayal si preman pun tersungkur, dengan kejadian tersebut tersadarkanlah dirinya yang sebelumnya dia pernah mengeluh kepada gurunya kenapa belajar sekian bulan hanya gerakan-gerakan yang itu-itu saja dan belum naik jurus. Sedangkan pengalaman saya sendiri ketika masih sekolah menengah, saat saya terpaksa berkelahi untuk mempertahankan diri, tak banyak gerakan yang saya lakukan, hanya hindar lalu pukul, memukulnya pun tidak dengan tenaga penuh, efeknya sangat tak terduga, lawan saya tersungkur, darahnya mengucur dari hidung, efeknya saya dipanggil ke kantor guru. Itu baru pengalaman saya, belum lagi pengalaman kawan-kawan saya, rata-rata kami kemudian sepakat bahwa apa yang dipelajari saat ini belum tentu tidak berguna dimasa yang akan datang, karena sesungguhnya kita tidak tahu apa yang bakal terjadi terhadap kita saat nanti, ibarat orang yang melakukan perjalanan jauh maka kita butuh bekal. Dalam hal ini adalah bekal ilmu beladiri tentunya.
Bila bosan dengan latihan jurus atau gerakan dasar yang itu-itu saja dan begitu-begitu saja ingatlah sesungguhnya rumah atau gedung tidak akan berdiri dengan kokoh bila tidak ditunjang dengan dasar atau pondasi yang kuat, seorang teman yang tinggal di daerah Glodok pernah bercerita, ayahnya memiliki teman yang pernah berdebu dengan beberapa orang jago sekaligus tapi berhasil dia jatuhkan, ketika ditanya apa yang dilatih biar bisa seperti itu? Jawabnya Cuma melatih jurus dasarnya saja terus-menerus setiap hari. Sesuatu yang dilatih atau dilakukan terus menerus maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan positif akan berdampak postif juga. Jadi apakah masih ada pikiran mencari yang isnstant???
Selamat berlatih dan tetap semangat!
Yogasuroso
Wah kayaknya cuma aku yg ga punya pengalaman berantem.. ga macho blas aku iki.. hadeeuuuhh..
berantem,
kalah jadi abu, memang jadi arang
bener banget nih. saya juga punya pengalaman yg hampir sama.
seperti apa tuh pengalamanannya.
bagi bagi cerita doong