Paseduluran Angkringan Silat

Paseduluran Angkringan Silat

Tahun 2012 adalah tahun kebangkitan silat tradisional. Tahun dimana generasi muda Indonesia semakin memahami makna dari sebuah nilai luhur bangsanya sendiri. Nilai luhur yang sudah ada sejak masa megalitikum. Sekarang kita mengetahui, betapa genius bangsa ini . Sebuah hasil ke geniusan tersebut tertuang dalam sebuah karya budaya yang bernama Pencak Silat, tersebar dari ujung Sumatra hingga Papua.

Silat adalah beladiri dengan filosofi unik yang mencakup banyak hal dalam kehidupan ini. Sebuah nilai luhur yang diwariskan pada generasi mudanya agar kita bisa menjadi bangsa yang kuat dan besar, bukan bangsa yang arogan dan penuh dengan intrik yang membosankan.

600 aliran dan ribuan perguruan lebih tersebar di Nusantara, menjadi pondasi dan tolok ukur beberapa aliran beladiri di Semenanjung Malaka, Brunai, Filipina bahkan  dunia. Satu bukti bahwa nilai luhur dari budaya kita sangatlah universal, terbuka serta adiluhung, meski dibeberapa kasus kita masih melihat hal yang tidak pada tempatnya terjadi pada beberapa perguruan silat di negeri ini.

Terlahirnya Perseduluran Angkringan Silat (PAS) Jogja adalah satu wadah komunitas yang bertujuan untuk melestarikan nilai luhur tradisional dari budaya Pencak Silat. Sebuah tujuan luhur yang digagas oleh Tantungan Project ini, adalah satu bentuk kepedulian yang sebenarnya sangat membantu sekali terciptanya kebersamaan antar perguruan, aliran dan pesilat. Satu wujud kepedulian yang tercipta 24 Desember 2011 di Padepokan Perpi Harimurti.

PAS telah membuktikan, bahwa bersama kita akan mampu berbuat sesuatu yang lebih. Bersatu dan gotong royong akan menghasilkan satu karya besar. Dari sebuah “Sarasehan Angkringan Pencak Silat Jogja Menuju Pencak Silat Berkarakter dan Berbudaya” pada 24 Maret 2012 di Pendopo Dalem Walikota, PAS merangkul dan mengajak perguruan se Jogjakarta untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh orang lain didaerah lain.

Bukannya tak ada krikil tajam yang menghalangi perjalanan PAS selama kurun waktu melakukan satu perjuangan kebudayaan, kritikan dan cemohan bahkan kecurigaan menghiasi perjalanan sekumpulan anak bangsa yang ingin menorehkan sejarah baru tanpa pamrih ini. Namun demikian, PAS dan Tantungan Project yang dibantu IPSI kota Jogja tetap dengan ramah menghadirkan satu karya di 8 April 2012 bertajuk “Parade Pencak Silat”. Sebuah gebrakan yang berhasil menyita decak kagum masyarakat kota Jogja yang saat itu sedang dilanda desakan untuk dicabut dari Daerah Istimewanya oleh pemerintah RI. Namun sekali lagi, Jogja adalah kota Istimewa dan sampai kapanpun akan selalu Istimewa. Terbukti, semangat dari para pesilat Jogja tidak luntur dan gentar oleh kondisi tersebut.

Dukungan PAS tak hanya dari dalam kota Jogja saja, beberapa tokoh seperti Ketua PERSILAT Bapak Edy Marzuky Nalapraya sangat mendukung keberadaan kegiatan PAS, Bapak Prabowo Subiakto dengan akun pribadinya memberikan tanggapan kepada Tantungan Project dan kegiatan PAS untuk dijadikan reverensi bagi masyarakat pencinta silat diseluruh dunia. PAS juga mendapatkan dukungan dari tokoh-tokoh silat Jawa barat, Jakarta, Surabaya, Semarang, Malang bahkan dari beberapa praktisi silat dunia.

27 April 2012 adalah satu bukti, dukungan bapak O’ong Maryono sebagai tokoh silat yang melanglang di jagat silat diseluruh dunia, hadir dengan dukungannya secara penuh. Masukan dari beliau saat berkunjung di kota istimewa ini adalah satu bentuk kepedulian beliau pada silat Indonesia khususnya PAS.

Kinerja PAS semakin hari semakin dilirik banyak orang, dan menjadi pembicaraan tokoh-tokoh silat dimana-mana. Profesionalisme sekumpulan anak muda yang cinta budaya leluhurnya ini terus bergerak dan membahana. 27 Mei 2012 gebrakan mendunia itu tiba-tiba datang menggelegar.  Gebrakan bertajuk “Pawai Silat Tradisi” berhasil mencuri dan menyedot perhatian masyarakat Indonesia khususnya para praktisi beladiri Indonesia. Acara yang menggunakan pusat jalan raya Malioboro dengan mensterilkan jalan tersebut selama 5 jam full, mengundang mata para wisatawan yang lalu lalang disekitar pusat Jogja tersebut untuk melek dan tersadar dari mimpi-mimpinya yang lupa akan silat tradisional asli Indonesia ini. Ratusan kuli tinta dan photographer serta media online dan reporter TV meliput acara ini. Ratusan praktisi silat dari seluruh Indonesia bahkan Thailand dan Eropa ikut ambil bagian dalam acara tersebut.

Disaat silat nasional dinegeri ini terpuruk dengan perolehan mendali di Sea Games. PAS membuktikan bahwa silat kita masih tegar berdiri tegak dibawah sang saka Merah Putih. Tak hanya itu, ditengah-tengah terseok-seoknya atlet sport kita dikancah dunia, Jogja telah menorehkan satu sejarah baru yang tak pernah diraih oleh kota dan daerah manapun sebelumnya. Silat Jogja terus menggeliat dari tidur panjangnya, Dan semakin menunjukkan keistimewaannya saat silat CHaKRa-V menggelar seminar di pendopo candrakiran kemudian dilanjutkan seminar “pendokumentasian dan pembuatan video silat” keesokan harinya. Sebuah profesionalisme yang terus ditanamkan kepada generasi muda pencinta silat. Dan seminar itu menjadi inspirator bagi perkembangan silat di Jogja dan didaerah lain. Bahkan, akibat dari tayangan karya tim kreatif PAS yeng meliput silat KPSN MUntilan, membuat banyak mata tertuju di kawasan plosok Jogja itu.

Dibulan Agustus, SCTV melakukan serentetan shooting yang mengambil latar belakang silat tradisional. PAS menjadi satu icon kegiatan tersebut. PAS terus berbenah dan semakin banyak yang melirik kegiatannya. 23 September 2012 “Silaturahmi Daerah Silatimewa Jogja” digelar sebagai satu icon persembahan buat media seluruh Jawa Tengah khususnya Jogja. Dan 17 November 2012 gelegar itu kembali membahana dengan diselenggarakannya Seminar Are’ Seka’ dan ulin Limbuhan di UIN Sunan Kalijogo. Sebuah seminar yang diikuti lebih dari 80 peserta dari seantero Indonesia, Eropa dan Asia ini merupakan siminar Silat terbesar selama kurun waktu 5 tahun. Sebuah seminar yang tak hanya diikuti oleh praktisi silat, namun juga diikuti oleh praktisi Krav maga Eropa, karate dan lainnya. Dan seminar ini, menjadi inspirasi beberapa perguruan silat yang tergabung di PAS untuk mulai membuka diri dan melakukan satu kegiatan yang sama. Tercatat perguruan Inti Ombak yang mendapatkan liputan khusus dari Detik.Com berhasil menorehkan sejarah baru silat Jogja.

Sekali lagi, Jogja adalah kota Istimewa dan PAS adalah komunitas yang Istimewa. Disaat masyarakat sudah melupakan budaya leluhur asli Indonesia ini, dan disaat nilai luhur bangsa ini tercabik-cabik oleh korupsi, PAS dan Tantungan Project serta IPSI DIY telah membuktikan, bahwa tidak semua anak muda generasi penerus bangsa ini terlena oleh dekapan matrialistis yang menyesatkan. Mereka telah membuktikan itu. Dengan kinerja mereka selama setahun ini, mereka telah menghasilkan karya besar yang patut dihargai dengan penilaian tertinggi. “Pameran Foto Silat di Titik 0” dipenghujung tahun 2012 ini adalah satu bukti hasil karya mereka yang penuh keihklasan dan tanpa kenal lelah. Hasil karya mereka dalam satu perjalanan panjang dalam bentuk foto ini, adalah satu torehan sejarah yang tak akan terlupakan.

 

Memang, perjalanan ini masih panjang….

Masih banyak kekurangan yang harus dibenahi….

Tapi kita telah bekerja dengan tulus….

Kita telah membuktikan dengan karya kita….

Kita tak akan pernah berhenti apalagi menyerah…

PEJUANG KEBUDAYAAN SILAT TRADISIONAL

Tak akan lekang dimakan waktu…

Dari Bumi Mataram… akan Merambah Nusantara

 

 

UCAPAN RASA TERIMAKASIHKU KEPADA PAS,TANTUNGAN PROJECT DAN IPSI DIY…

DIPERSEMBAHKAN SEBAGAI KADO ULANG TAHUN PAS….