Hari ini kebetulan saya berbincang-bincang tengtang sumber keilmuan yang dimiliki seseorang. Tentang sebagian orang yang dengan gamblang menyebutkan “Ini saya/kami pelajari dari aliran anu”, tapi ada juga yang mengatakan, “ini ilmu saya”. Ada juga orang yang mencoba berlatih hanya sekali saja di sebuah aliran kemudian mengklaim diri telah menguasai aliran tersebut. Bahkan juga ada yang hanya sekedar menonton kemudian menirukan teknik sambil mengatakan sudah mempelajari aliran tersebut atau bahkan mengadopsinya dan menyatakannya sebagai bagian keilmuannya.
Tidak semua guru membutuhkan penghormatan, bahkan ada juga guru yang tidak mau namanya disebut-sebut.
Tapi layakkah kita sebagai seorang melupakan jasa seorang guru ?
Berikut adalah potongan kisah yang diambil dari kisah wayang dengan tokoh Bambang Ekalaya. Mari kita coba mengambil sedikit pelajaran dari kisah dibawah ini, beranikah kita, walaupun secuil ilmu yang diambil hanya dari sharing teknik misalnya, mengakui sumber keilmuannya seperti halnya Bambang Ekalaya ?
——————
Bambang Ekalaya berkeinginan untuk belajar memanah dari Resi Durna, tapi ditolak oleh Resi Durna.
Suatu hari ketika Arjuna sedang pergi berburu, babi yang di panahnya juga di panah oleh orang lain. Orang tersebut adalah Bambang Ekalaya. Mereka lalu bertanding untuk menentukan siapa yang berhak atas babi tersebut. Pertandingan ternyata berjalan seimbang. Ketika Arjuna bertanya siapa gurunya, dijawab dengan menyebutkan nama Resi Durna.
Arjuna yang juga murid dari Resi Durna merasa kecewa dan marah karena dia berpikir dialah murid kesayangan sang guru. Lalu Arjuna mengkonfirmasi hal tersebut pada Resi Durna yang akhirnya mereka bertemu.
Ternyata yang dilakukan oleh Bambang Ekalaya adalah membuat patung Resi Durna dan berlatih di depan patung tersebut. Resi Durna terharu dan bangga, tapi juga serba salah karena didesak oleh Arjuna untuk memusnahkan ilmu Bambang Ekalaya.
Lalu Resi Durna menagih kesetiaan dan kepatuhan Bambang Ekalaya dengan memintanya memotong jempolnya. Dengan patuh Bambang Ekalaya melakukan permintaan orang yang dianggapnya sebagai maha gurunya tersebut.
———–
Mohon maaf kalau ada kesalahan cerita karena ditulis berdasarkan ingatan dari kisah wayang yang saya baca sudah lama sekali. Dan juga cerita disingkat saja karena saya tidak ingat persis dialognya.
Recent Comments