Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support
Penulis : GJ Nawi
Seni Tari dan Ibing Pencak merupakan seni pertunjukan yang sama-sama mengandung Unsur dasar tari, yaitu bentuk gerak yang melibatkan anggota tubuh yang dapat berdiri sendiri atau bersambungan dengan unsur pendukung atau pelengkap antara lain tema, tempat pentas/panggung, iringan musik, tata rias, tata busana, dan tata lampu/sinar serta tata suara. Ada perbedaan mendasar dari keduanya, meski tampak serupa dalam hal gerakan seperti yang tampak pada tari-tarian (Tari Silat) yang dipengaruhi oleh gerakan pencak silat, seperti Tari Ketuk Tilu, Tari Jaipongan di Jawa Barat.
Menurut Soedarsono Seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerakan tubuh yang indah dan ritmis[1], sedangkan Ibing Pencak adalah rangkaian gerakan yang disusun sedemikian rupa dari berbagai macam jurus kejadian atau jurus aplikasi dengan memadukan unsur estetika. Meskipun gerakan Ibing Pencak diambil dari jurus dasar pencak silat namun unsur estetika menjadi penekanan[2]. Bagi seseorang yang melakukan Ibing Pencak umumnya telah belajar terlebih dahulu atau menguasai dasar-dasar pencak silat.
Dengan kata lain seni tari itu murni menampilkan unsur estetis dalam gerakan ritmis, sedangkan Ibing Pencak merupakan stilasi dari gerakan-gerakan pencak silat yang memadukannya dengan unsur estetis, sebagai bentuk ekspresi jiwa.
Antara Seni Tari dan Ibing Pencak ada kesamaan dalam penggunaan unsur penunjang estetis, yaitu digunakannya waditra atau musik pengiring, namun yang membedakan dari keduanya terletak pada ritme atau wirama dimana Ibing Pencak memiliki pakem dalam mengiringi hitungan gerakan, seperti tepak dua atau tepak tilu. Disamping itu waditra yang digunakan dalam Ibing Pencak lebih sederhana dibanding seni tari di Jawa Barat pada umumnya, baik seni tari yang tidak dipengaruhi maupun yang dipengaruhi oleh gerakan-gerakan pencak silat. Sesuai dengan fungsinya, waditra Ibing Pencak yang digunakan berjumlah; dua kendang besar, dua kulanter, terompet dan gong.
Penggunaan waditra pada Ibing Pencak inilah yang secara kasat mata menjadi point pembeda dengan jurus pencak silat, jika tidak diiringi musik maka gerakan Ibing Pencak adalah gerakan jurus pencak silat. Perbedaan mendasar lain yaitu pemahaman gerakan pencak silat pada Ibing Pencak dengan jurus-jurus pencak silat. Seorang yang ahli di Ibing Pencak belum tentu mahir dalam penerapan pencak silat sebagai ilmu bela diri karena memerlukan tahapan-tahapan khusus dalam mempelajari teknik serang-bela, begitu pula sebaliknya seorang yang mahir dalam pencak silat sebagai ilmu bela diri belum tentu mampu menampilkan gerakan-gerakan pencak silat yang dipadukan unsur estetis dalam Ibing Pencak.

[1] Soedarsono, Pembelajaran Seni Tari di Indonesia dan Mancanegara, UMM Press, 2017. Hlm.265.
[2] Gending Raspuzi, Seminar pencak silat Dalam Perspektif Sejarah dan Kebudayaan, Auditorium Gd. IX FIB UI, Depok, 17 Februari 2011.
Recent Comments