Lebih dari 5000 pesilat berkumpul di sebuah lokasi adalah sebuah kejadian luar biasa. Sebuah angka yang fantastis dari sebuah konsistensi sebuah kegiatan yang telah sukses dilaksanakan untuk ke-3 kalinya.

Saya adalah salah seorang peserta yang hadir disana yang datang dari kota Jakarta. Merasakan suasana bagaikan lebarannya para pesilat yang hadir di sebuah acara yang di adakan oleh komunitas pesilat untuk para pesilat. Acara yang meriah sekali, baik yang di kelola oleh para panitia yang bekerja keras mewujudkan acara ini maupun yang dengan sendirinya tercipta dari banyaknya para pesilat yang hadir disana.

Hari pertama diawali dengan acara yang berlokasi di Pasar Ngasem. Begitupun dengan hari ke-2.

Kalau kita datang kesana, maka kita akan disuguhi dengan penampilan silat yang tidak biasa dalam lomba tata gerak silat. Silat yang biasanya hanya menampilkan jurus dan demo aplikasi, kali ini di kemas sedemikian rupa menjadi peragaan yang lebih menarik. Dari mulai sekedar bermain formasi, hingga ada juga yang membuatnya menjadi bertema dan bercerita.

Saya dan teman-teman dari jakarta yang sering nongkrong di padepokan silat pun turun dalam lomba ini, membawakan permainan silat dengan latar belakang permainan palang pintu dengan segala canda tawanya, untuk ikut meramaikan suasana. Ya selama penampilannya yang singkat itu rupanya para penonton bisa cukup terhibur, terbukti dari tawa yang berkali-kali terdengar.

Malam menjelang, acara dilanjutkan dengan kaulan yang menampilkan para pesilat yang manggung tanpa skenario. Bebas….. semua boleh unjuk kebolehan. Bahkan ada kejadian seret menyeret bagi yang malu-malu oleh teman-temannya biar berani naik panggung. Tentu saja sangat seru. Gimana tidak, ini kesempatan langka buat melihat silat dari berbagai daerah dengar berbagai gaya yang berbeda. Ada yang bagaikan tarian yang didalamnya tersembunyi keganasan hingga yang betul-betul terlihat gagah sekali.

Kalau hari pertama terlihat santai, hari ke-2 penampilan kaulan semakin serius dengan penampilan-penampilan terbaik dari masing-masing aliran dan perguruan. Selain acara di Ngasem, hari ke-2 ini diawali dengan kegiatan workshop silat. Salah satu tujuannya untuk memperkenalkan silat alirannya kepada masyarakat sehingga bisa belajar secara langsung. Sementara para guru juga ikut hadir untuk belajar bagaimana memberikan materi workshop.

Hari ke-3 diawali dengan pawai yang sangat meriah dimana para pesilat melintasi jalan malioboro yang ditutup untuk lewatnya para pesilat ini. Sebuah kejadian yang luar biasa sekali. Melihat para pesilat tua dan muda bagaikan tak ada lagi batas usia memperlihatkan kepiawaiannya berjurus dengan sangat cantik di sepanjang jalan tersebut.

Dilanjutkan malam harinya acara di Ngasem yang juga tak kalah serunya. Kali ini dihadiri juga oleh KGPH Hadiwinoto selaku ketua IPSI DIY dan juga Mewakili Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono X, serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan , Dinas Pariwisata , dan DIKpora,  yang ikut hadir disana menyaksikan berbagai pertunjukan dari awal hingga akhir acara.

Tulisan ini masih terlalu pendek untuk bisa menggambarkan bagaimana serunya kegiatan disana. Tapi yang pasti, rasa kangen ingin berjumpa kembali tahun depan sudah hadir. Semoga tahun depan bisa berjumpa lagi.