Pada hari sabtu 30 Agustus 2014 kemarin, di hotel Padepokan Silat Taman Mini telah diselenggarakan sebuah workshop silat Sabandar dari jalur Mama Ochim, sebuah permainan silat tradisional yang melatihkan olah rasa dengan menggunakan teknik pernafasan dengan pematerinya Kang Bambang Kurniawan, yang diselenggarakan oleh Tangtungan Project, dengan dukungan Martial Art Indonesia Adhigana, dan Paseduluran Anak Silat Jakarta.

Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi agar pemateri dapat lebih berkonsentrasi dalam memberikan materi yang membutuhkan penanganan person to person dalam pelatihannya, dimana setiap sesi diisi oleh sekitar 10 orang peserta. Peserta hadir dari berbagai latar belakang, mayoritas sudah memiliki background dan disiplin ilmu beladiri. Dan disinilah salah satu keunikan dari silat ini karena arah permainannya yang memberikan fokus pada olah rasa, permainan ini bisa menjadi pelengkap dari permainan-permainan beladiri apapun.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sendiri tanpa sadar sudah melakukan olah rasa ketika kita bersosialisasi dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya seorang sales harus mengatur bagaimana dia bisa mendekati calon customer, melihat apakah dia harus mundur dulu karena situasi hati calon customernya sedang tidak baik, atau juga ketika kita harus bertukar pikiran dengan kawan kita dalam mendiskusikan pekerjaan, atau mungkin dalam kehidupan persahabatan kita dimana kita karena sudah tersambung rasa kita, kita bisa melihat ketika sahabat kita mungkin memiliki masalah yang dipikirkan.

Itulah contoh dari Rasa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, permainan rasa adalah permainan yang melatih kepekaan kita terhadap insting kita untuk merasakan situasi lawan, merasakan niat lawan. Tentunya, walaupun dilatihkan dalam bentuk metoda pelatihan silat, hasil akhirnya tidak hanya harus bicara tentang rasa dalam sebuah pertarungan fisik, tapi dalam penggunaan yang luas adalah rasa untuk bersosialisasi. Karena pertarunganpun bisa juga dianggap sebagai sebuah sosialisasi, sosialisasi dalam bentuk bertukar pukulan atau tendangan.

Jadi disinilah, dalam workshop sabandar ini, di bimbing oleh murid langsung dari Mama Ochim, pengolahan dasar dari teknik olah rasa Sabandar ini diberikan sehingga kita bisa memiliki kepekaan yang lebih terhadap rasa kita untuk di gunakan ke berbagai hal. Dari mulai rasa yang harus bersentuhan hingga permainan rasa dengan jarak tanpa persentuhan.

“Saya sepulang dari workshop kemudian mencoba berlatih bersama teman saya. Dan saya menemukan kalau saya lebih bisa melihat celah serangan untuk bisa saya ambil.”, demikian salah satu kesan yang disampaikan oleh salah satu peserta ketika panitia mencari masukan tentang workshop tersebut.

Tak lupa, panitia menyampaikan terimakasih kepada sponsor yaitu Martial Art Indonesia Adhigana, yang atas bantuannya kegiatan ini bisa di selenggarakan.