Dukungan anda kepada Tangtungan Indonesia akan sangat membantu kami dalam usaha pelestarian dan promosi Pencak Silat sebagai budaya warisan Indonesia. Silahkan kunjungi link berikut untuk mendukung kami : https://sociabuzz.com/tangtungan/support

Penulis : GJ Nawi

Upaya komunitas-komunitas pencak silat tradisional di Indonesia dalam melestarikan dan mempromosikan pencak silat tidak terlepas dari peran desain komunikasi visual, baik berupa grafis dan fotografi (komunikasi pandang rungu) maupun audio visual. Bagaimana pencak silat sebagai sebuah produk dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian audiens yang menjadi sasaran. Selain unsur estetik, desain dituntut untuk dapat menyampaikan informasi yang baik dan benar tentang pencak silat. Hal paling belakang ini yang menjadi tantangan para desainer karena image stigma negatif pencak silat tradisional di sebagian masyarakat yang identik dengan dunia mistik, klenik dan kampungan.

Seperti hal yang paling mendasar adalah desain logo komunitas sebagai pintu muka dari komunitas pencak silat tradisional memberikan citra positif kepada masyarakat. Logo dengan tagline atau logotype sebagai keyword yang baik akan memberi dampak positif jangka panjang terhadap pencak silat secara keseluruhan. Sebagai contoh, tagline “Silat untuk Silaturrahim, Silaturrahim untuk Silat” dari logo F2STI yang menanamkan rasa kebersamaan pencak silat dalam jalinan tali silaturahim. Sama halnya dengan logotype PAS (Paseduluran Angkringan Silat) yang sekaligus menjadi keyword, di dalamnya terdapat makna jalinan silaturrahim dak kekeluargaan yang mengusung unsur budaya lokal, dimana angkringan menjadi tempat para pesilat bersilaturrahim.

Contoh logo dengan penggunaan tagline dan logotype yang menjadi keyword, membantu memangun citra positif pencak silat secara keseluruhan. Sumber FP2STI dan PAS.

Penetapan target audience juga menjadi hal pokok yang harus diperhatikan, creative strategy harus benar-benar diperhitungkan, jangan sampai promosi yang telah dibuat dengan susah payah akan menjadi sia-sia. Seperti misalnya mempromosikan pencak silat tradisional di kalangan dunia pencak silat tradisional sendiri, sama halnya dengan ungkapan “Mengasini air laut.”  Begitu pula dalam mempromosikan pencak silat tradisional kepada anak-anak, maka logis yang menjadi target audience utama adalah orang tua karena orang tua lah yang menjadi decision maker untuk menerima atau tidaknya promosi pencak silat tradisional itu.

Dalam membuat desain promosi pencak silat tradisional oleh komunitas pencak silat tradisional yang minim akan budget, menjadikan media sosial seperti facebook, instagram maupun youtube sebagai media utama penyampaian informasi. Perlu dipikirkan tentang tanda atau watermark di bidang karya baik fotografi, desain promosi maupun audio visual, mengingat dunia maya yang rentan dengan plagiasi karya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang tidak menghargai HAKI (Hak Kekayaan Intelektual). Karena tidak sedikit karya desain atau fotografi yang ditiru atau diambil/di copy paste 100%, begitupun dengan karya orang lain yang dimodifikasi. Padahal menggunakan karya orang lain secara legal cukup sederhana, yaitu dengan menyebutkan sumber atau meminta izin untuk menggunakan karya tersebut untuk keperluan promosi acara atau perguruan/aliran pencak silatnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain komunikasi pandang rungu seperti logo, poster, banner dsb adalah mengandung unsur estetis sesuai karakter dari objek yang menjadi tema (pencak silat tradisional), lain dari yang lain dan yang menjadi point terpenting sebagai sebuah komunikasi, apa yang ingin disampaikan oleh desain tersebut sampai dan dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh khalayak.

Salah satu desain logo yang dibuat sesuai dengan tema, mengedepankan unsur estetis tanpa kehilangan esensi pesan yang ingin disampaikan. Sumber Tangtungan Project

Untuk promosi audio visual dibutuhkan tampilan yang menghibur dengan durasi yang cukup, penggunaan teknologi melalui pengambilan sudut pandang yang thinking out of the box dan efek-efek yang mendukung gerakan sangat dianjurkan. Karena media audio visual dianggap paling dianggap cepat dalam menyampaikan informasi dibanding desain komunikasi pandang rungu (grafis).

ilustrasi karya Lan Kelana dari desain poster Tangtungan Project, berdasar hasil survey menjadi desain yang paling banyak diplagiasi (dibajak / dipalsukan). Sumber Tangtungan Project.