“Gerakannya sederhana tapi Mematikan…”

Kalimat ini tercetus spontan dari mulut Nabila, saat berlatih Jurus Perempuan dari Perguruan Pencak Silat Gerak Gulung Budidaya. Dia berlatih selama tiga hari bersama Tangtungan Project dan rekan-rekan dari Perguruan Gerak Gulung Budidaya. Tak mudah Bagi Tangtungan Project untuk mencari host bagi program dokumenter pencak silat tradisional ini. Tak banyak yang tertarik untuk mau menjadi host saat mengetahui bahwa program ini adalah mengenai pencak silat. Tentu mereka memilik berbagai alasannya sendiri. Ada beberapa yang mau datang dan mencoba melihat bagaimana program ini sebenarnya, tapi kemudian menghilang tidak bisa dihubungi lagi.

Setelah diundur beberapa kali, di saat-saat terakhir akhirnya Tangtungan Project beruntung menemukan seseorang yang cocok dan tertarik menjadi host program ini. Nabila adalah seorang mahasiswi Arkeologi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi. Mungkin hal ini pula yang menyebabkan ketertarikannya untuk mengetahui apakah sebenarnya pencak silat tradisional. Apalagi setelah mengetahui bahwa Gerak Gulung Budidaya adalah salah satu amengan dari kerajaan Padjajaran.

Sangat menyenangkan bekerja dengan Nabila, tak ada satupun kata lelah atau keluhan yang keluar dari mulutnya. Perempuan cantik ini tampak selalu bersemangat dan terus penasaran dengan jurus-jurus yang dilatihnya. Setiap kali hanyalah kata-kata “kok bisa sih…?”, yang terlontar dari bibirnya. Beberapa kali di bantingpun, Nabila tidak mengeluh dan langsung berdiri. Bahkan  lokasi pengambilan gambar yang sulit, menembus hutan kecil naik hingga ke puncak bukit, melalui sungai dengan batu-batu yang tajam tidak menyurutkan langkahnya. Nabila tidak pernah terlihat gurat kelelahan diwajahnya. “Gile tuh perempuan…” tutur Eka Duyungson, salah satu rekan sambil berjalan terengah-engah.

Sebuah kenangan

This slideshow requires JavaScript.