20130602_210027Pada acara Malioboro Pencak Festival kemarin para pesilat dari berbagai penjuru dunia menginap menjadi satu di sebuah hotel. Hal ini tentunya merupakan kesempatan yang sangat langka, dimana ratusan pesilat berada di sebuah lokasi yang sama.

Tak pelak dan sudah bisa dipastikan, haha hihi semalem suntukpun terjadi. Bergelas-gelas kopi keluar dari dapur. Kopi yang khusus didatangkan dari Bandung oleh kang Adink pun menjadi sasaran utama mereka.

Dari obrolan ringan, akhirnya berubah menjadi sharing teknik, saling berbagi ilmu yang mereka miliki. Bahkan ada jurus yang cukup langka di keluarkan akhirnya di tunjukan.

Itulah oleh-oleh yang dibagikan oleh mereka kepada sesama pecinta silat yang hadir disana. Tak peduli statusnya. Apakah seseorang yang sudah disebut guru bahkan yang sudah sangat terkenal kemana-mana seperti kang Rafijen dan abah Aziz, atau masih menyatakan diri sebagai murid. Saling berbagipun terjadi diantara mereka karena yang masih belajar pun memberikan oleh-oleh yang sama juga pada para guru tersebut.

Indah bukan ?

Beda aliran, beda sumber keilmuan, beda generasi. Tapi semua mau duduk bersama saling berbagi tanpa kenal batas usia dan generasi dan tanpa niat untuk menguji diri.

Tidak hanya jurus, tapi juga filosofi gerak pun di keluarkan.

Apakah sesi ini diatur ? Tidak. Ini semua terjadi dari satu orang yang membuka permainan diiringi musik kecapi suling yang indah hingga akhirnya semuapun ikut bergabung.

Lalu malam itu beberapa diantara yang hadir menghampiri para guru yang hadir dan belajar cara mereka bermain.

Walau sangat sedikit yang bisa dibagikan karena waktu pula yang menentukan, semua ini menjadi sebuah kenangan yang indah.

Indahnya berbagi, indahnya perdamaian.

Inilah sekelumit kisah sebuah kebersamaan dibalik acara Malioboro Pencak Festival 2013