IMG_0701Minggu 27 Oktober 2013, Balaikota Yogyakarta diserbu oleh segerombolan orang yang membawa kerambit dan sepasang tongkat pendek. Mereka adalah para peserta Workshop Tactical Stick & Kerambit yang diadakan hari itu dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 16.00.

Narasumber untuk Workshop ini adalah Mas Dodit Setyohadi, yang biasa dipanggil akrab Opa Dodit. Opa Dodit sudah bertahun – tahun berkeliling mempelajari beladiri menggunakan senjata dari berbagai master beladiri.

Dengan pengalamannya tidak hanya sebagai seorang praktisi beladiri, tapi juga seorang profesional, Opa Dodit berhasil membawa workshop ini menjadi sebuah wadah pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. Mencermati berbagai workshop yang selama ini diadakan oleh Tangtungan Project, Skill untuk membawakan materi seperti ini sangat jarang di dapatkan dari para narasumber, sejauh ini baru sekitar dua atau tiga orang narasumber yang mempunyai kemampuan seperti ini, dan Opa Dodit adalah salah satunya.

Tentu saja keahlian untuk menjadi pembicara dan narasumber harus terus digali dan ditingkatkan, karena ini berkaitan juga dengan kualitas workshop yang akan diadakan dan pada akhirnya berpengaruh kepada usaha pelestarian dan pengembangan pencak silat yang di tuju dengan media penyelenggaran workshop ini.

Sesi yang sangat ditunggu – tunggu pada workshop hari sabtu kemarin adalah sesi kerambit, popularitas kerambit sebagai sebuah senjata yang sederhana namun sangat mematikan terus berkembang akhir – akhir ini. Opa Dodit menjelaskan dengan gamblang berbagai jenis kerambit yang ada dan bagaimana memilih kerambit yang cocok untuk pemakaian pribadi. Yang menarik adalah Opa Dodit menjelaskan bahwa Kerambit adalah senjata khas Indonesia yang berasal dari Sumatera dan juga ditemukan di Jawa Barat. Senjata ini kemudian dikembangkan di luar negeri menjadi berbagai macam varian beserta aplikasinya. Begitu populernya sehingga kerambit di akui sebagai salah satu senjata yang efektif dan mematikan di dunia, tugas kita sekarang adalah menjaga agar kerambit dapat tetap dikenal sebagai senjata khas Indonesia.