Salah satu hal yang sering dilakukan oleh guru silat selain melatih silat adalah bercerita, member wejangan atau menuturkan sebuah kisah kepada murid-muridnya sebagai menu tambahan untuk menambah wawasan atau santapan rohani, karena dalam kisah tersimpan hikmah, dalam kisah ada cahaya cerah. Seperti kisah pendek berikut yang akan saya kisahkan setelah melalui proses penalaran agar dapat ditulis yang dulu pernah diceritakan kepada para senior kami oleh guru besar kami, kisah tentang kepatuhan seorang murid kepada guru nya dan keyakinanya akan ilmu yang diberikan oleh gurunya ;
Alkisah tersebutlah seorang santri miskin yang berguru kepada seorang Kyai disuatu tempat di negeri antah berantah. Walau dia miskin tapi dia tak pantang menyerah dan giat belajar, kebiasaannya adalah selalu membawa umbi Kimpul untuk sang Kyai, dimana santri lainnya membawakan beras atau hasil kebun lainnya, hanya itu yang bisa dia usahakan. Suatu saat sang Kyai memberikan amalan kepada santri-santrinya, masing-masing diberikan amalan yang berbeda berupa bacaan, lalu kepada si santri miskin ini sang Kyai berkata, “kamu baca saja ini untuk amalan kamu, “KIMPUL SISA BAROKAH GURU”, baca terus menerus selama sekian hari”. Merasa itu adalah perintah gurunya walaupun terdengar aneh si santri miskin ini tidak membantah atau bertanya sedikitpun karena dia yakin gurunya tidak sembarangan memberikan amalan.
Setelah beberapa hari diamalkan sesuai perintah sang Kyai maka tibalah waktunya sukuran, tiap santri membawa ayam untuk sukuran, si santri miskin bingung karena dia tidak punya ayam apalagi uang untuk membeli ayam, selama perjalanan ke rumah Kyai dia kebingungan membayangkan bagaimana caranya agar dapat membawa sesuatu untuk sukuran, tiba-tiba dia melihat ada kerumunan orang dekat dengan kandang kerbau, dia menghampiri lalu bertanya kepada salah sorang diantara mereka, “ada apa ini pak?”, “ini ada kerbau mati entah kenapa” kata seorang lelaki yang ditanya sambil menunjuk kearah kerbau yang tergeletak didalam kandang. Seperti mendapat ide tiba-tiba dia menghampiri si pemilik kerbau, “bolehkah kerbau mati ini untuk saya?”, “untuk apa kerbau yang sudah mati ini anak muda?”, Tanya si pemilik kerbau. “saya ada hajat yang harus saya penuhi tapi sekali lagi bolehkah kerbau mati ini untuk saya pak?”. Dengan keheranan dan penuh tanya tanya dalam pikirannya si pemilik kerbau akhirnya memperbolehkan kerbau matinya untuk dimiliki si anak muda tersebut yang tiada lain adalah si santri miskin. Dengan perlahan si santri miskin itu mendekati kerbau mati tersebut, diam sejenak membaca sesuatu lalu menepuk-nepuk badan si kerbau dan ajaib! Si kerbau bergerak-gerak dan bangkit hidup kembali. Terkejutlah yang menyaksikan keajaiban tersebut, bertanyalah si pemilik kerbau,”apa yang kau lakukan dengan kerbau itu anak muda?”, “bapak yang baik hati, saya baru selesai mengamalkan ilmu yang diberikan oleh guru saya dan ini adalah bukti sekaligus bekal untuk sukuran saya nanti”. Maka berangkatlah si santri miskin dengan membawa kerbau ke tempat gurunya, alangkah terkejutnya sang Kyai melihat hal tersebut, bagaimana mungkin santrinya yang miskin sanggup membawakan kerbau untuk sukuran, setelah diceritakan oleh sang santri miskin, berlinanglah air matanya, bahwa ternyata sang murid begitu mantab keyakinannya terhadap apa yang ia perintahkan, tiada menolak, tiada bertanya, hanya mengerjakan dengan sebaik mungkin dengan penuh keyakinan, bagaimana mungkin seekor kerbau yang mati bisa hidup kembali hanya dengan dibacakan “SISA KIMPUL BAROKAH GURU”, yang mana ternyata bacaan tersebut diberikan kepada si santri miskin dengan maksud “menyentil” karena selalu membawakan umbi Kimpul.
Demikianlah kisahnya semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan berlatih silat, setiap pelajaran dan keilmuan dari guru kita harus kita yakini pasti ada manfaat dan gunanya, dan adab terhadap guru kita pun harus kita jaga segaimana adab terhadap orang tua sendiri, dengan demikian maka akan tercipta kepribadian diri atau karakter yang beraklak mulia, yang mana berarti juga sesuai dengan tujuan daripada Aspek Mental dan Spritual dari Pencak Silat sebagai sarana pembangunan dan pengembangan karakter.
Recent Comments