Pertanyaan yang sering mengganggu saya selama berlatih silat adalah, bila terjadi cidera seperti keseleo atau patah tulang, atau kecelakaan lainnya saat berlatih, apakah kita dapat ditolong dan diselamatkan dengan segera sebelum cidera atau luka kita bertambah parah? Pernahkah hal semacam ini terlintas dalam benak rekan-rekan praktisi silat sekalian? Dari pengalaman saya, kenyataan dilapangan, kita masih menemui pelatih atau bahkan guru yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan penanganan terhadap cidera yang dialami murid atau peserta latih. Saya sendiri pernah mengalami cidera saat aplikasi dengan guru saya dan…u know lah….:D. Pernah suatu saat, di padepokan pencak silat TMII, seorang peserta latih mengalami patah tulang tangan dan menahan sakitnya hingga hampir pingsan, sementara sang pelatih kebingungan. Untungnya, saat itu ada seseorang yang memiliki kemampuan untuk menangani patah tulang yang kebetulan ada di lokasi. Karena perlengkapan untuk menangani cidera ini tidak ada, akhirnya dilakukan pertolongan sekedarnya agar tidak bertambah parah sebelum ditangani oleh ahlinya. Padahal ada beberapa ilmu pengobatan yang bisa dipelajari, misalnya soal penanganan patah tulang ini, siapa yang tak kenal dengan nama Cimande? Selain terkenal dengan permainan silatnya, ilmu pengobatan patah tulangnya sudah sangat terkenal.
Menurut saya, selain harus dapat bermain jurus, seorang pesilat juga harus bisa menangani atau mencegah cidera dan luka baik pada dirinya sendiri pada partner latihan atau lawannya. Hal tersebut juga bisa bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan. Belajar tentang pengobatan apapun bentuknya, baik urut, pijat, totok, prana, dan lain sebagianya, tidak ada ruginya sama sekali. Bahkan sangat menguntungkan. Dalam film-film laga sering diperlihatkan bagaimana seorang tabib mengobati seorang pendekar yang terluka parah, seorang pendekar mengobati temannya yang terluka dengan tenaga dalam, seorang pendekar menetralisir racun yang masuk kedalam tubuhnya, seorang guru beladiri meracik ramuan herbal, dan ….cukup..cukup…. Sudah pada tau…dasar lebay! :D. Bagi saya itu sesuatu sekali yang cetar membahana…*#syahrini mode: on….:D. Tapi sepertinya ini hanya terjadi di film. Masih jarang perguruan-perguruan yang khusus membuka pelatihan untuk pengobatan ini secara umum. Semoga kedepannya IPSI atau organisasi-organisasi yang menaungi pencak silat mau memberikan perhatian dan mengangkat bagian dari kekayaan ilmu beladiri pencak silat ini yang dapat dijadikan sebagai jalur alternatip mempelajari ilmu pengobatan.
Saya tidak bisa terlalu panjang lebar disini (bila terlalu panjang kasihan ibu-ibu, bila terlalu lebar kasihan bapak-bapak….:D), hanya sekedar berbagi saja, mungkin ada yang memiliki kesamaan pandangan dengan saya perihal pentingnya memiliki kemampuan untuk mengobati atau menghusada. Jadi daripada harus ke rumah sakit atau ke dokter hanya karena keseleo sedikit kenapa tidak dari sekarang belajar pijat dan urut?
Salam sehat!
numpang komen ya Pak..
nah itu yang dari dulu saya pingin belajar, masih belum ada ya.. paguron yang membolehkan mengajarkan ilmu Husada. so far pengalaman saya kalau mau berlatih ilmu husada mesti jadi anggota di perguruan/ organisasi yang bersangkutan. salah satu kewajibannya ya selama menjadi anggota gak boleh belajar beladiri lain dan ilmu husada baru diajarkan di level yang cukup tinggi. susah juga… ^^”
belajar ke Sinshe langsung aja kali yaa…
Sebetulnya sudah ada beberapa perguruan yang memberikan pelatihan pengobatan ini secara langsung tanpa harus belajar silat koq.
Salah satunya kalau tidak salah adalah Inti Ombak (cmiiw), juga Sika.
Mudah2xan nanti ada yang bisa memberikan data lebih valid.
Tulisan yang menarik,
menurut saya memang ilmu beladiri dan ilmu pengobatan memang seharusnya saling melengkapi dan tampaknya jika melihat sejarah maka pendekar jaman dulu pun banyak yg menguasai ilmu beladiri dan pengobatan sekaligus namun tampaknya makin kesini makin terspesialisasi entah mengapa
sepengamatan saya untuk perguruan yg basicnya beladiri tampaknya memang harus belajar silatnya dulu baru belajar pengobatannya karena kemampuan pengobatannya muncul dari hasil latihan silatnya.namun ada jg beberapa perguruan yg menggunakan konsep belajar pengobatan dulu baru belajar beladiri biasanya yg menggunakan teknik2 meditasi atau pernafasan sebagai dasar materi.
jika cidera karena keseleo atau salah urat mungkin masih banyak yang bisa membantu namun klo sdh luka dalam akibat praktek jurus itu yg harus super hati-hati,
mungkin tidak ada salahnya jika kita mengambil pelatihan pengobatan ditempat lain selama tidak dilarang oleh guru kita toh demi kebaikan kita jg
dlu pernah IPSI Kota Yka mengadakan pelatihan pelatih dan salah satu materinya ada ilmu pemijatan oleh mas ALI dari UNY tapi baru yg sangat dasar…karena kalo dah yg lanjut Larang (mahal) mas ngndangnya heee…
Banaka dan Eko: Dalam pementasan Reog Ponorogo, salien dhadhak merak (yang paling besar, kepala harimau dan menggunakan bulu merak), juga ada penari jaranan, warok, dan bujang ganong.Pak Mars: Selamat menunggu… hehehe…