Senyum gembira terlihat dari bibir para peserta program INCULS (Indonesian Language and Culture Learning Service) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada di kelas pengenalan pencak silat sebagai budaya Indonesia yang di adakan setiap hari Jumat siang. Para peserta ini adalah Mahasiswa S2 yang berasal dari Universitas MONASH, Australia. Mereka selama beberapa bulan berada di UGM untuk mempelajari Bahasa dan Budaya Indonesia sebagai salah satu materi dalam kurikulum perkuliahan mereka.

Dalam program ini mereka tidak hanya sekedar mengenal dan mencoba pencak silat saja, tapi mereka juga diminta untuk mempresentasikan apa saja yang sudah mereka pelajari selama ini dalam bentuk sebuah pertunjukkan.

Sebagai salah satu wadah komunitas pencak silat tradisi yang terbesar saat ini Paseduluran Angkringan Silat diminta oleh pihak UGM untuk menjadi narasumber dalam kelas pengenalan pencak silat ini. Untuk itu team narasumber yang beranggotakan 4 orang dan di pimpin oleh Mas Suryo ini kemudian merumuskan rangkaian jurus dan kurikulum yang dibutuhkan untuk program ini.

Empat orang pelatih dan narasumber yang berasal dari empat perguruan yang berbeda ini tidak hanya merumuskan jurus dan rangkaian gerak, tapi mereka juga membuat pengenalan budaya disekitar pencak silat, seperti pemakaian seragam dan busana tradisional.

Pada awalnya mereka tertatih – tatih mengikuti para narasumber dalam melakukan jurus – jurus tapi dengan penuh semangat dan rasa ingin tahu mereka terus berusaha dengan tekun. Senyum selalu tersanding di bibir mereka, terutama saat berlatih aplikasi jurus.

Pada dua minggu terakhir mereka kemudian berlatih dengan diiringi gamelan. Ini adalah hal yang baru dan menarik bagi mereka, melakukan rangkaian gerak jurus dengan diiringi oleh gamelan.

Beberapa hari lagi adalah saat puncak bagi mereka. Saat ini mereka terus berlatih dengan bersemangat, mengulang setiap jurus dan gerakkan.

 

This slideshow requires JavaScript.